Negeri yang sejahtera membutuhkan pemimpin yang jujur dan berintegritas tinggi. Namun, mirisnya, masih banyak pemimpin di Indonesia yang menyalahgunakan kewenangan demi kepentingan pribadi atau kelompoknya.
Salah satu kasus yang baru-baru ini menjadi sorotan adalah dugaan korupsi Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, yang terjerat kasus korupsi proyek pembangunan di RSUD Harjono pada tahun 2024 dengan nilai sekitar Rp14 miliar.
Tanpa
disadari, kasus korupsi di Indonesia kian hari semakin meningkat.
Pertanyaannya, mengapa para pemimpin tega melakukan tindakan tersebut? Salah
satu penyebabnya adalah kurangnya integritas, tekanan hidup, dan pengaruh
lingkungan.
Dalam
upaya membentuk generasi pemimpin yang berintegritas, SMA Negeri 1 Pekalongan
mengadakan kegiatan Sosialisasi Sekolah Berintegritas pada Kamis, 6 November
2025, bertempat di Ruang Multimedia SMA Negeri 1 Pekalongan. Kegiatan ini
diikuti oleh siswa-siswi kelas X dan XI.
Acara
dibuka dengan sesi foto bersama, kemudian dilanjutkan dengan sambutan oleh
Bapak Wachid Mucharom, S.Pd., M.Pd. selaku Plt. Kepala SMA Negeri 1 Pekalongan.
Dalam sambutannya, beliau berharap melalui kegiatan ini, para siswa dapat tumbuh
menjadi calon pemimpin bangsa yang berintegritas dan jujur.
Selanjutnya,
acara diisi dengan pemaparan materi Pendidikan Anti Korupsi oleh Bapak Bayu dan
Ibu Messy dari Bidang Intelijen Kejaksaan Negeri Kota Pekalongan.
Mereka
menjelaskan pengertian korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta menjabarkan
cakupan pencegahan korupsi dalam berbagai aspek kehidupan, antara lain:
1. Keluarga
– Melalui pendidikan nilai dan keteladanan.
2. Masyarakat
– Dengan kampanye sosial, kerja sama dengan LSM, dan pengawasan publik.
3. Sekolah
– Melalui kurikulum, pelatihan guru, kegiatan ekstrakurikuler, serta
sosialisasi dan penyuluhan.
Selain itu, narasumber juga menjelaskan nilai-nilai anti korupsi yang harus dimiliki seorang pemimpin, yaitu: Jujur, Peduli, Mandiri, Disiplin, Tanggung Jawab, Kerja Keras, Berani, Adil, dan Sederhana.
Setelah penyampaian materi, sesi dilanjutkan dengan tanya jawab. Salah satu peserta bertanya,
“Mengapa kasus korupsi di Indonesia terus meningkat, padahal hukumannya sudah berat?”
Pertanyaan
itu dijawab oleh Ibu Messy yang menjelaskan bahwa faktor utama penyebab
meningkatnya kasus korupsi antara lain adalah lingkaran pertemanan antar
pejabat, tekanan ekonomi, dan gaya hidup hedonis.
Beliau
juga menegaskan bahwa korupsi tidak hanya dilakukan oleh pejabat tinggi, tetapi
juga bisa terjadi di kalangan masyarakat biasa.
“Intinya,
tindakan korupsi bisa terjadi di semua lapisan masyarakat. Semakin tinggi
jabatan seseorang, semakin besar pula godaan dan pengaruh lingkungannya.” Ucap Pak
Bayu.
Acara
kemudian ditutup jargon SMANSA yang suaranya menggema satu ruangan. Sosialisasi
ini bukan sekadar penyampaian materi, tetapi juga menjadi langkah awal bagi
siswa-siswi SMA Negeri 1 Pekalongan untuk menumbuhkan rasa jujur, tanggung
jawab, dan kesadaran akan pentingnya integritas. Sekecil apa pun tindakan yang
kita lakukan, jangan pernah memulai dari kebohongan, karena kebohongan adalah
awal dari perilaku koruptif.
Reporter: Muhammad Urwah Al Wutsqoo

.jpeg)
.jpeg)
.jpeg)

Post a Comment